Pages

Diberdayakan oleh Blogger.
SELAMAT DATANG

Minggu, 29 Maret 2015

Lagu Magetan Kumandang


Lirik Magetan Kumandang

Pranyata Kutha Magetan
Kondang Mbangun Jiwa Ekonomi Lan Sosial Manembah Maha Kwasa Adhedhasar Pancasila
Hangumandhang Tansah Ngumandang
Saindheing Nusantara
Kawuryan Tansah Kaloka
Kutha Pariwisata
Pratani Nara Praja Lan Tamtama
Golong Tunggal Cipta Rasa Budi Lan Karsa
Gumregut Tumandhang Ambangun Negara
Kang Tumuju Marang Katentreman
Ngudi Karaharjan Sarta Kabudayan
Ing Kutha Lan Desa Magetan Ngumandang

Ayok ke Sarangan


Gapura Telaga Sarangan
  
      Telaga Sarangan terletak di perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah tepatnya di bagian barat Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga Sarangan terletak di lereng Gunung Lawu (3.265 m) yang memiliki alam pegunungan yang indah. Anda bisa menjadikan Telaga Sarangan sebagai salah satu alternatif liburan Anda kali ini. Ada banyak wisata alam menarik yang dapat dinikmati di sini. Telaga ini dan lingkungan sekitarnya menawarkan pemandangan alam yang indah dan memukau untuk Anda.


       Pemandangan Telaga Sarangan akan memanjakan mata, karena Anda dapat melihat telaga yang luas dan pegunungan hijau Sidoramping di sekitar Gunung Lawu yang menjulang tinggi. Ditambah lagi dengan air telaga yang tenang dan menjadi cermin dari pegunungan dan gunung di sekelilingnya. Memandangi deretan pegunungan dan gunung di sini juga membuat perasaan lebih tenang dan damai ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 18-23 derajat Celcius. Udara sejuk pegunungan bisa Anda nikmati karena Telaga Sarangan terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut.

Mengelilingi Telaga Sarangan

      Di pinggir telaga tersedia sepeda air yang menyerupai bebek dan perahu boat. Ini dapat menjadi sarana bagi Anda yang ingin mengelilingi telaga melalui air. Atau Anda dapat berkeliling menggunakan kuda atau delman yang ditawarkan penduduk sekitar. Pasti hal ini dapat menyenangkan buah hati Anda. Atau bagi Anda yang ingin berolahraga, Anda dapat mengelilingi telaga ini dengan berjalan kaki atau berlari. Anda juga akan menjumpai hutan pinus di lereng pegunungan di sekeliling Telaga Sarangan. Suasana yang sejuk dan indah pasti akan membuat olahraga menjadi menyenangkan.
Kapal Boat

Sepeda Air

Kuda

Air Terjun

       Dekat dengan Telaga Sarangan, ada pintu masuk menuju air terjun. Ada tiga buah air terjun yang dapat Anda kunjungi di sini yaitu air terjun Watu Ondo, Pundak Kiwo, dan Jarakan. Di dekat pintu masuk salah satu air terjun ini, ada bekas pesawat yang dijadikan monumen mengingat Kabupaten Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang adalah Pangkalan Utama AURI.
      Jalan menuju air terjun tidak sulit, bahkan setengah perjalanan bisa dilakukan dengan mobil. Perjalanan menuju air terjun akan menjadi perjalanan yang menyenangkan. Anda akan melewati lereng gunung yang digunakan untuk perkebunan. Anda dapat melihat berbagai tanaman sayuran yang mungkin jarang ditemui di kota. Anda juga dapat mencelupkan kaki Anda ke dalam air bening yang dingin dan segar yang digunakan untuk pengairan perkebunan. Hal ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang menarik untuk anak Anda.



Sate Kelinci
      Setelah puas berkeliling, Anda dapat memesan sate kelinci dan lontong yang banyak ditawarkan di sekeliling telaga ini. Sate yang jarang ditemui di daerah lain ini layak Anda coba, karena dengan daging yang lembut dan empuk dapat membuat Anda ketagihan. Harga yang ditawarkan Rp 7.000 / porsi, harga yang cukup terjangkau untuk kantong Anda. Makanan lain yang dapat dinikmati di sini adalah nasi pecel. Daerah Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang terkenal dengan bumbu dan sambal pecel. Pecel ini menjadi istimewa karena bumbu kacangnya yang nikmat ditambah aneka gorengan sebagai pelengkapnya.

Hotel dan Penginapan di Telaga Sarangan 

     Di sekeliling telaga ini, ada banyak sekali hotel kelas melati yang dapat menjadi tempat Anda menginap. Hotel yang saling bersaing ini menawarkan harga yang tidak terlalu mahal. Anda dapat menginap di ruangan dengan 2 kamar tidur, kamar mandi dan ruang tamu dengan harga sekitar Rp 500.000,- untuk semalam. Atau ada juga yang hanya 1 kamar dengan harga yang lebih murah. Tempat penginapan ini juga menyediakan air panas untuk mandi dan untuk minum. Umumnya, hotel melati ini berlantai 2 sehingga Anda dapat leluasa menikmati Telaga Sarangan dengan sudut pandang lebih luas. Anda juga dapat menemukan setidaknya 2 hotel berbintang di sini.

Oleh-oleh dari Telaga Sarangan



Setelah puas berwisata di Telaga Sarangan, sebelum kembali Anda dapat berbelanja oleh-oleh dan cinderamata dari Telaga Sarangan. Anda dapat membeli tas, kaos atau kerajinan tangan lain yang merupakan hasil karya dari masyarakat sekitar. Dari Telaga Sarangan, jika Anda menuju arah barat atau Jawa Tengah, Anda akan menemukan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang terkenal dengan wisata alam Grojogan Sewu. Sedangkan jika menuju timur, Anda dapat mampir ke Kota Madium membeli oleh-oleh khas Madiun seperti brem dan sambal pecel yang lezat. 




Telaga Sarangan yang indah sangat cocok untuk liburan Anda bersama keluarga. Selamat menikmati liburan Anda di Telaga Sarangan, wisata alam yang indah dan mempesona!

Cerita mistis dibalik terjadinya "Telaga sarangan"

     "Telaga Sarangan" mungkin sudah tidak asing lagi tempat wisata tersebut di kalangan warga masyarakat di sekitar Madiun Raya dan Solo. Tempat wisata ini berada di kaki gunung Lawu yang terletak di perbatasan Propinsi Jawa Timur dan Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Magetan. Di balik keindahan telaga dan pemandangan sekitarnya, terdapat sebuah cerita mistis asal mula terbentuknya Telaga Sarangan.

Telaga Sarangan di pagi hari

      Dahulu kala Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang merupakan pasangan suami isteri yang hidup di hutan gunung Lawu. Mereka berteduh di sebuah rumah (pondok) di hutan lereng gunung Lawu sebelah timur. Pondok itu dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan. Dengan pondok yang sangat sederhana ini keduanya sudah merasa sangat aman dan tidak takut akan bahaya yang menimpanya, seperti gangguan binatang buas dan sebagainya. Lebih-lebih mereka telah lama hidup di hutan tersebut sehingga paham terhadap situasi lingkungan sekitar dan pasti dapat mengatasi segala gangguan yang mungkin akan menimpa dirinya.
      Pada suatu hari pergilah Kyai Pasir ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladangnya, sebagai mata pencaharian untuk hidup sehari-hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon-phon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu.Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur ayam terletak di bawah salah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Diamat-amatinya telur itu sejenak sambil bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang ditemukan itu. Padahal di sekitarnya tidak tampak binatang unggas seekorpun yang biasa bertelur. Tidak berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang membwa telur itu dan diberikan kepada isterinya. Kyai Pasir menceritakan ke Nyai Pasir awal pertamanya menemukan telur itu, sampai dia bawa pulang.
     Akhirnya kedua suami isteri itu sepakat telur temuan itu direbus. Setelah masak, separo telur masak tadi oleh Nyai Pasir diberikan ke suaminya. Dimakannya telur itu oleh Kyai Pasir dengan lahapnya. Kemudian Kemudian Kyai Pasir berangkat lagi keladang untuk meneruskan pekerjaan menebang pohon dan bertanam.
     Dalam perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Namun setelah tiba di ladang, badannya terasa panas, kaku serta sakit sekali. Mata berkunang-kunang, keringat dingin keluar membasahi seluruh tubuhnya. Derita ini datangnya secara tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak mampu menahan sakit itu dan akhirnya rebah ke tanah. Mereka sangat kebingungan sebab sekujur badannya kaku dan sakit bukan kepalang. Dalam keadaan yang sangat kritis ini Kyai Pasir berguling-guling di tanah, berguling kesana kemari dengan dahsyatnya. Gaib menimpa Kyai Pasir. Tiba-tiba badanya berubah wujud menjadi ular naga yang besar, bersungut, berjampang sangat menakutkan. Ular Naga itu berguling kesana kemari tanpa henti-hentinya. Alkisah, Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga makan separo dari telur yang direbus tadi, dengan tiba-tiba mengalami nasib sama sebagaimana yang dialami Kyai Pasir. Sekujur badannya menjadi sakit, kaku dan panas bukan main. Nyai Pasir menjadi kebingungan, lari kesana kemari, tidak karuan apa yang dilakukan.
      Karena derita yang disandang ini akhirnya Nyai Pasir lari ke ladang bermaksud menemui suaminya untuk minta pertolongan. Tetapi apa yang dijuumpai. Bukannya Kyai Pasir, melainkan seekor ular naga yang besar sekali dan menakutkan. Melihat ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut dan takut bukan kepalang. Tetapi karena sakit yang disandangnya semakin parah, Nyai Pasir tidak mampu lagi bertahan dan rebahlah ke tanah. Nyai Pasir mangalami nasib gaib yang sama seperti yang dialami suaminya. Demikian ia rebah ke tanah, badannya berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar, bersungut, berjampang, giginya panjang dan runcing sangat mengerikan. Kedua naga itu akhirnya berguling-guling kesana kemari, bergeliat-geliat di tanah ladang itu, menyebabkan tanah tempat kedua naga berguling-guling itu menjadi berserakan dan bercekung-cekung seperti dikeduk-keduk. Cekungan itu makin lama makin luas dan dalam, sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat pula berguling-guling dan tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta luas itu menyembur air yang besar memancar kemana-mana. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi kolam besar yang disebut Telaga. Telaga ini oleh masyarakat setempat terdahulu dinamakan Telaga Pasir, karena telaga ini terwujud disebabakan oleh ulah Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
      Demikianlah cerita asal mula terjadinya Telaga Sarangan yang sampai saat ini masih diyakini oleh penduduk setempat. Di Telaga Sarangan tersebut pemerintah daerah juga selalu membuat event setiap tahunnya. Setiap menjelang bulan ruwah (bulan puasa) selalu diadakan upacara bersih desa dan labuh sesaji untuk tolak bala dan memperingati terbentuknya Telaga Sarangan tersebut. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada roh leluhur Desa Sarangan.

Rabu, 25 Maret 2015

Sekilas Magetan

          Kabupaten Magetan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Lanud Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati. Kabupaten Magetan terdiri atas 19 kecamatan, yang terdiri dari 208 desa dan 27 kelurahan. Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat. Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar. Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali) serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi.

Letak dan Batas Daerah

Kabupaten Magetan terletak di antara 7 38' 30" Lintang selatan dan 111 20' 30" Bujur Timur Batas fisik Kabupaten Magetan adalah:
  • Utara: Kabupaten Ngawi
  • Timur: Kabupaten Madiun, Kota Madiun
  • Selatan: Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
  • Barat: Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)

Iklim dan Curah Hujan

Suhu udara berkisar antara 16 - 20 C di dataran tinggi dan antara 22 - 26 C di dataran rendah. Curah hujan rata-rata mencapai 2500 - 3000 mm di dataran tinggi dan di dataran rendah antara 1300 - 1600 mm.

Bupati Kabupaten Magetan

  1. Raden Tumenggung Yosonegoro(1675 - 1703)
  2. Raden Ronggo Galih Tirtokusumo (1703 - 1709)
  3. Raden Mangunrono(1709 - 1730)
  4. Raden Tumenggung Citrodiwirjo (1730 - 1743)
  5. Raden Arja Sumaningrat(1743 - 1755)
  6. Kanjeng Kyai Adipati Poerwadiningrat (1755 - 1790)
  7. Raden Tumenggung Sosrodipuro(1790 - 1825)
  8. Raden Tumenggung Sosrowinoto (1825 - 1837)
  9. Raden Mas Arja Kartonagoro(1837 - 1852)
  10. Raden Mas Arja Hadipati Surohadiningrat III (1852 - 1887)
  11. Raden M.T. Adiwinoto(1887 - 1912), R.M.T. Kertonegoro (1889)
  12. Raden M.T. Surohadinegoro (1912 - 1938), R.A. Arjohadiwinoto (1919)
  13. Raden Mas Tumenggung Soerjo(1938 - 1943)
  14. Raden Mas Arja Tjokrodiprojo (1943 - 1945)
  15. Dokter Sajidiman(1945 - 1946)
  16. Sudibjo (1946 - 1949)
  17. Raden Kodrat Samadikoen(1949 - 1950)
  18. Mas Soehardjo (1950)
  19. Mas Siraturahmi(1950 - 1952)
  20. M. Machmud Notonindito (1952 - 1960)
  21. Soebandi Sastrosoetomo (1960 - 1965)
  22. Raden Mochamad Dirjowinoto(1965 - 1968)
  23. Boediman (1968 - 1973)
  24. Djajadi (1973 - 1978)
  25. Bambang Koesbandono (1978 - 1983)
  26. M. Sihabudin (1983 - 1988)
  27. Soedharmono (1988 - 1998)
  28. Soenarto
  29. Saleh Mulyono
  30. Sumantri

Potensi

Terdapat berbagai potensi di Magetan, diantaranya:
  • Sentra Perkebunan Pamelo, di Desa Tamanan
  • Sentra Kerajinan Kulit Magetan Jalan Sawo
  • Sentra Kerajinan Anyaman Bambu Ringin Agung
  • Sentra Ayam Panggang Gandu
  • Senta Industi Batik Sidomukti

Julukan

Magetan memiliki beberapa julukan, yaitu:
  • The Nice of Java
Kabupaten Magetan terkenal dengan wisata gunung yang indah, berhawa sejuk, dengan panorama alam yang memukau. Magetan memiliki wisata andalan Telaga Sarangan dan Telaga Wahyu di lereng Gunung Lawu. Karena The Beauty of Java sudah dipakai oleh Kabupaten Jepara
  • Kota Kaki Gunung
Kabupaten Magetan diberi julukan Kota Kaki Gunung karena letak geografisnya di daerah kaki Gunung Lawu.

Obyek wisata Magetan

Beberapa obyek wisata terkenal di Kabupaten Magetan yang sedang dikembangkan adalah:
  • Gunung Lawu
  • Telaga Sarangan
  • Alon-Alon Magetan
  • Masjid Agung Magetan
  • Kerajinan Gamelan Patihan Karangrejo
  • Telaga Wahyu
  • Candi Sadon
  • Banyu Biru Waterpark, Maospati
  • Candi Simbatan (Beji)
  • Puncak Lawu
  • Air Terjun Pundak Kiwo
  • Air Terjun Tirtasari
  • Argo Dumilah
  • Taman Ria Maospati
  • Manunggal
  • Pemandian Dewi Sri
  • Gerbang Kadipaten Purwodadi
  • Cemorosewu
  • Mojosemi Camping Ground
  • Sumber Clelek Driyorejo
  • Bendungan Gonggang Poncol

Transportasi

Magetan terdapat berbagai macam alat transportasi, yaitu:
  • Bus
Bus di Magetan membawa penumpang dari Terminal Magetan menuju Solo, Semarang, dll.
  • Kereta Api
Magetan di lalui jalur Kereta Api Solo-Surabaya, di magetan terdapat Stasiun Barat
  • Angkot
Alat transportasi untuk menjangkau seluruh pelosok Magetan terdapat Angkot berbagai jurusan.

Latar belakang berdirinya Magetan

          Dalam kehidupan sosial budaya, ternyata melalui tulisannya banyak para ahli sejarah menyebut-nyebut Magetan. Demikian pula dalam kenyataanya, di Magetan tidak sedikit dijumpai peninggalan-peninggalan pada jaman dahulu kala, misalnya di desa Kepolorejo Kecamatan Kota Magetan, di desa Cepoko Kecamatan Panekan. Di makam Sonokeling desa Kepolorejo Kecamatan Kota Magetan terdapat sebuah makam yang membujur kearah utara selatan. Batu nisan sebelah berukuran lebar 34 cm, tebal 26 cm, tinggi 66 cm yang bahannya terbuat dari batu andezit dimana bentuk tulisannya diperkirakan berasal dari sekitar abad 9. Di dukuh Sadon desa Cepoko kecamatan Panekan terdapat Kalamakara dengan reruntuhan batu lainnya yang bahannya juga dari batu andezit. Berdasarkan hal tersebut terdapat kemungkinan dipersiapkannya pendirian bangunan candi. Pada reruntuhan batu yang terletak dibawah makara terdapat tulisan yang tidak terbaca karena sudah rusak, dari bentuk tulisannya dapat diperkirakan bahwa peninggalan tersebut dari jaman Erlangga (Kediri). Reruntuhan tersebut oleh masyarakat sekitar dikenal dengan nama Dadung Awuk. Ditempat lain juga terdapat peninggalan-peninggalan yang lain seperti di puncak gunung Lawu wilayah kabupaten Magetan yaitu peninggalan yang berbentuk Pawon Sewu (candi pawon) atau punden berundak yang diperkirakan sebagai hasil budaya jaman Majapahit. Demikia juga di lereng gunung Lawu terdapat peninggalan candi Sukuh dan candi Ceto. Adanya peninggalan-peninggalan tersebut sesuai dengan perkembangan di akhir kerajaan Majapahit, dimana waktu itu banyak rakyat dan kalangan keraton yang meninggalkan pusat kerajaan dan pergi ke gunung-gunung dalam usaha mempertahankan kebudayaan dan agama Hindu termasuk gunung Lawu kabupaten Magetan.
         Hal ini telah disebut pula dalam babad Demak antara lain sebagai berikut : bahwa pangeran Gugur putera Brawijaya Pamungkas yang oleh masyarakat Magetan disebut sunan Lawu, bermukim diwilayah gunung Lawu yang batasnya sebelah selatan Pacitan, sebelah timur bengawan Magetan dan sebelah utara bengawan (Solo, Ngawi, Bojonegoro).
Dalam babad Tanah Jawi terdapat bait-bait sebagai berikut :
Pupuh 3 :
Anging arine raneki
Sang dipati tan purun ngalihno
Dene patedan Sang Raji
Pandji sureng raneku
Duk sang nata aneng samawis
Mangkana Kartojudo
Ing raka tinuduh
Anggetjah mantjanegoro ponorogo, madiun lan saesragi
Kaduwang ka magetan
Pupuh 5 :
Saking nagari ing Surawesti
Wus sijaga sedja magut ing prang
Mring demang Kartojudone
Ing pranaraga ngumpul
Ka Magetan kaduwung sami
Tuwin ing Jagaraga
Pepak neng Madiun
Sampun ageng barisira
Sira demang Kartojudo budal saking
Caruban saha bala
Pupuh 8 :
Sira demang Kartojudo aglis
Budal saking Madiun negara
Mring Jagaraga kersane
Dene ingkang tinuduh
Mring kaduwang mantri kekalih
Ngabehi Tambakbojo
Lawan Wirantanu
Angirid prajurit samas
Mantri kalih ing kaduwang sampun prapti
Mandek barisira
Pupuh 9 :
Nahan gantija kawuwusa
Sri Narendra gja wagunen ing galih
Denja mijarsa warta
........................................................
Pupuh 10 :
Pambalike wong Mantjanegoro
Geger tepis iring Kartosuro
.................................................
Dari tulisan tersebut diatas yang teruntai dalam bentuk tembang dandang gulo dapat diambil kesimpulan bahwa :
  • Pertama : Magetan benar-benar merupakan daerah Mancanegoro Mataram (daerah takluk kerajaan Mataram)
  • Kedua : Magetan adalah tempat berkumpulnya prajurit Mancanegoro untuk menyerang pusat pemerintahan Mataram yang pada saat itu berada dibawah pengaruh kekuasaan kompeni belanda
  • Ketiga : Kekacauan terus menerus yang dialami oleh pusat pemerintahan Kerajaan Mataram yang lazim disebut sebagai perang mahkota (didalangi oleh kompeni belanda) maka Magetan sebagai daerah mancanegoro mendapat pengaruh langsung dari perang mahkota itu. Akibat perang tersebut banyak leluhur Mataram yang wafat dan dimakamkan di daerah Magetan.
Dengan data-data tersebut diatas penting sekali bahwa warisan-warisan leluhur dan latar belakang sejarah Kabupaten Magetan itu terus dipepetri sehingga tetap mempunyai nilai, arti dan jiwa pendorong semangat demi suksesnya pembangunan yang semakin berkembang.
 

Visitors

Flag Counter

Popular Posts

Blogger news

Blogger templates

Tayangan halaman minggu lalu

Blogroll

Wikipedia

Hasil penelusuran